Arsitektur

1 Jun 2013

Metoda-Metoda Perancangan



Fenomenologi
Fenomenologi (Phenomenology) adalah sebuah cara untuk mendekati realitas yang pertama kali dirumuskan secara sistematis oleh Edmud Husserl. Cita-cita dasarnya yaitu untuk menjadikan fenomenologi sebagai ilmu tentang kesadaran (science of consciousness). Dalam hal tersebut fenomenolgi adalah sebuah upaya untuk memahami kesadaran yang sebagaimana dialami dari sudut pandang orang pertama. Fenomenologi secara harfiah diartikan sebagai refleksi atau studi tentang suatu fenomena (Phenomena). Fenomena adalah segala sesuatu yang tampak bagi manusia. Fenomenologi terkait dengan pengalaman subyektif (subjective experience) manusia atas sesuatu. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari manusia telah melakukan praktek fenomenologi, yaitu pada saat manusia melakukan proses refleksi, yakni proses bertanya pada dirinya sendiri.
Ilmu phenomenolgi dapat di aplikasikan pada dunia arsitektur yaitu sebagai berikut:

Building Dwelling Thinking, dimana Heidgger menuliskan hubungan antara bangunan, tempat tinggal, manusia, konstruksi, dan penghematan. Dengan menyelidiki etimologi pada kata bauen (bangunan) Heidgger menemukan kembali konotasi kuno dan arti luas yang menyampaikan kesejahteraan potensial. Tempat tinggal didefinisikan sebagai ‘tempat untuk bermalam’. Sedangkan benda merupakan elemen yang mengumpulkan ‘empat fungsi’ dari bumi, udara, makhluk hidup, dan dewa. Melalui essay-nya, Heidgger menyimpulkan bahwa bahasa membentuk suatu pemikiran, sedangkan pemikiran dan puisi diperlukan untuk sebuah tempat tinggal.

Semiotik
1. Sistem Tanda (Semiotic)
Semiotik (semiotic) adalah teori tentang pemberian ‘tanda’. Secara garis besar semiotik digolongkan menjadi tiga konsep dasar, yaitu semiotik pragmatik (semiotic pragmatic), semiotik sintatik (semiotic syntactic), dan semiotik semantik (semiotic semantic).
2. Semiotik Prakmatik (Pragmatic Semiotic)
Semiotic pragmatic menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dab pengaruh tanda bagi yang menerapkannya, dalam batas perilaku subyek. Dalam arsitektur, semiotic pragmatic merupakan tinjauan tentang pengaruh arsitektur ( sebagai system tanda) terhadap manusia dalam menggunakan bangunan.semiotik pragmatic arsitektur berpengaruh pada indera manusia dan perasaan pribadi (kesinambungan, posisi tubuh, otot dan persendian). hasil karya arsitektur akan diartikan sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya, hasil persepsi tersebut kemudian dapat mempengaruhi pengamatsebagai pemakai dalam menggunakan hasil karya arsitektur. Dengan bahasa lain, hasil karya arsitektur merupakan wujud yang dapat mempengaruhi penggunanya.
3. Semiotik Sintatik (Syntatic Semiotic)
Semiotic sintatik menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan “makna”ya  ataupun hubungannya terhadap perilaku subjek. Semiotik sintatik merupakan suatu tinjauan tentang perwujudan arsitektur sebagai pedoman dan kombinasi dari berbagai system tanda.hasil karya arsitektur akan dapat diuraikan secara komposisional kedalam bagian-bagiannya, hubungan antar bagian kedalam keseluruhan akan dapat diuraikan secara jelas.
4. Semiotik Sematik (Sematic Semiotic)
Semiotic sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai “arti” yang disampaikan. Dalam arsitektur semiotic sematik merupakan tinjauan tentang system tanda yang dapat sesuai dengan makna yang disampaikan. Hasil karya arsitektur merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancangnya, yang disampaikannya yaitu melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya. Perwujudan makna suatu rancangan dapat dikatakan berhasil jika makna yang ingin disampaikan oleh perancang melalui karyanya dapat dipahami dan diterima secara jelas oleh pengamatnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan perancangnya sama dengan persepsi pengamatnya.

Simbolisme
Simbol dan arsitektur merupakan dua bidang yang berbeda, yakni:
Simbol secara etimologi berasal dari bahasa latin yakni symbolum atau symbolon dan symbolon dari bahasa Yunani, yang artinya objek, gambar, tulisan, suara, atau tanda tertentu yang mewakili sesuatu yang lain leh asosiasi, kemiripan atau konvensi.
Sedangkan arsitektur secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu Architecture atau dalam bahasa Yunani, arkitekton - arkhitektonike yang artinya kepala atau pemimpin dan pembangun atau tukang kayu. Jadi, arsitektur adalah seni dan ilmu merancang bangunan dan struktur fisik lainnya.
Arsitektur dalam definisi yang lebih luas meliputi semua kegiatan desain:
a. Dari level mikro (desain bangunan atau bangun-bangunan, komplek bangunan, desain furniture)
b. Ke tingkat makro (desain perkotaan: kawasan, bagian kota, arsitektur lansekap)

Metafora
Metafora adalah hal yang biasa dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Bahkan seorang anak sekalipun bisa menangkap makna sebuah metafora. Namun hal yang biasa ini menjadi semacam hantu bagi para ahli linguistik karena ia menjadi sebuah misteri untuk menjelaskan dari mana datangnya sebuah makna. Linguistik bisa menjelaskan makna literal, namun makna kiasan di dalam metafora sungguh sulit untuk dijelaskan. Tidak terlalu berlebihan kalau Lycan (2000) memberi judul “The Dark Side” pada bagian yang menjelaskan tentang metafora ini.
Metafora juga menjadi bagian yang sangat penting dalam pengalaman berbahasa. Hampir semua kata bisa dipakai secara metaforis. Makna kata yang sesuai dengan makna kamus disebut dengan makna leksikal. Hampir semua kata yang memiliki makna leksikal tersebut bisa dipakai secara metaforis. Bahkan dalam perkembangan waktu, makna metaforis mampu mengambil alih makna leksikal sehingga ia lebih dikenal dengan makna metaforisnya ketimbang makna leksikalnya, sehingga makna yang mulanya metaforis menjadi makna leksikal yang baru.

Analogi
Dalam merancang sebuah ruang diperlukan nilai-nilai, simbol yang merupakan analogi dari bangunan tersebut. Dengan merespon terhadap konteks yang ada, mencari sesuatu yang unik dari poyek yang ada. Dengan analogi bisa membuka cakrawala kemungkinan-kemungkinan bentuk yang baru.

Tipomorfologi
Tipomorfologi merupakan metode untuk mengetahui bentuk-bentuk arsitektural. Menurut Moudon (1994), tipomorfologi adalah pendekatan untuk mengungkapkan struktur fisik dan keruangan yang mana studi tersebut merupakan gabungan dari studi tipologi dan morfologi. Menurut Schultz (1980) dikonsepkan bahwa tipomorfologi mendeskripsikan kelompok objek berdasarkan atas kesamaan sifat-sifat dasar yang berupa memilah ataupun mengklasifikasikan bentuk keragaman dan kesamaan jenis

sumber: http://affifmaulizar.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar